SIMPUL.MEDIA, Paser – Pemerintah Desa Tapis, tengah menargetkan terciptanya ekonomi kreatif di tingkat Desa, di tahun 2022 hingga setahun kedepan. Ekonomi kreatif itu, diwujudkan dengan membangun kawasan wisata kuliner, di salah satu titik keramaian di Desa tersebut.
Rencananya, Desa yang berada di Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser itu, akan memanfaatkan lahan desa, sepanjang 35 meter dengan lebar 25 meter, di RT 07, yang tak jauh dari Kantor Desa.
Kepala Desa Tapis, Dody Ismanu menyatakan, tujuan dibangunkan wisata kuliner ini, sebagai pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh desa. Mengingat banyak pelaku Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Paser yang merupakan warga Desa Tapis.
“Di Tapis ini ada 71 pelaku UKM. Nah, kami sediakan wadahnya. Kami support hal-hal yang mampu kami lakukan, selebihnya, kita upayakan jalin kerjasama dengan pihak luar,” kata Dody, saat ditemui, Jumat (04/03/2022).
Dody menambahkan, hingga kini pihaknya sudah menyediakan 10 unit tenda sarnafil, hasil kerjasama Pemerintah Desa Tapis dan Bankaltimtara KC Tana Paser. Selain itu telah mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp. 65 juta dari yang seharusnya Rp 175 juta.
Adapun tujuan penganggaran puluhan juta itu, ditujukan untuk pengembangan fasilitas wisata kuliner nantinya. Sementara terpangkasnya anggaran yang dialokasikan hingga ratusan juta akibat penyesuaian Perpres 104 tahun 2021 yang sempat jadi polemik.
“Kita sudah ada bantuan 10 unit sarnafil. Selain itu kita juga anggaran 65 juta untuk penunjang fasilitas. Harusnya anggarannya 175 juta, tapi karena ada penyesuaian jadinya kita anggarkan wisata kuliner secara bertahap,” tambah tokoh aktivis sosial di Paser itu.
Tak hanya mengembangkan potensi desa, pria 40 tahun berciri khas topi pet itu juga menargetkan, agar tujuan didirikannya wisata kuliner ini, guna mengurangi tingkat kemacetan kendaraan akibat aktivitas jual beli masyarakat dipinggir jalan.
Mengingat, wilayah pecahan Desa Jone 10 tahun silam itu, dihuni oleh 1.219 KK dengan total 4.334 jiwa di 9 RT. Dengan terpusatnya aktivitas perdagangan di satu tempat, Dody meyakini persoalan tersebut setidaknya dapat diminimalisir.
Meski masih jadi target, konsep pendukung lainnya juga telah dimatangkan. Nantinya, kawasan tersebut juga untuk Seni Pertunjukan dengan melibatkan paguyuban-paguyuban seni budaya dan sanggar seni yang ada di Desa Tapis. Hal ini ditujukan agar suasana tetap hidup. Selain itu melibatkan BUMDes sebagai pengelola.
“Kita kombinasikan semuanya. Melibatkan paguyuban yang ada juga, agar suasananya hidup. Selain itu BUMDes juga kita libatkan. Ini juga bagian dari tiga poin dari misi saya selama menjabat,” tutupnya. (α΄Κ)