simpul.media, Paser – Pengentasan blank spot di Kabupaten Paser terus diupayakan. Pada 2023 setidaknya tiga titik lokasi bakal dibangun Base Transceiver Station (BTS).
“Masing-masing di Desa Belimbing (Kecamatan Long Ikis), Muara Toyu (Long Kali) dan Muara Payang (Muara Komam) melalui APBD Paser 2023,” ucap Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Paser, Ina Rosana, Senin (29/5/2023).
Mantan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Paser itu menyebut sebelumnya terdapat 5 desa yang diusulkan untuk pembangunan BTS.
“Namun karena kondisi dan sektor lain masih sangat membutuhkan, maka untuk tahun ini mendapat alokasi hanya tiga desa,” sambungnya.
Untuk pembangunan BTS di Muara Toyu, pihaknya sudah menandatangani untuk kontrak pengerjaannya. Sedangkan dua desa lainnya masih berproses di bagian pengadaan barang dan jasa.
Tujuan dari pembangunan BTS tersebut, agar masyarakat dapat terlayani dalam hal pemenuhan kebutuhan jaringan dan internet, sehingga segala informasi yang bisa didapatkan, tidak mengalami kendala lagi. Hal tersebut juga mendukung dalam mewujudkan visi Pemkab Paser yakni, Paser MAS (Maju, Adil, dan Sejahtera).
Sementara untuk tahun 2024, DKISP Paser mengusulkan 2 pembangunan tower BTS di antaranya Desa Keladen Kecamatan Tanjung Harapan dan Desa Lomu Kecamatan Batu Engau.
“Kami sementara masih menyisir, dari 139 desa dan 5 kelurahan sebetulnya sudah ada jaringan di salah satu titik desa namun untuk jangkauan misalnya di beberapa RT belum kami lakukan pendataannya,” terangnya.
Guna mengatasi persoalan itu, DKISP Paser telah memiliki aplikasi Sistem Informasi Teknologi Komunikasi yang digunakan untuk memantau lebih mendetail ketersediaan jaringan yang ada di desa-desa.
“Misalnya salah satu desa, di RT mana saja yang belum sama sekali ada jangkauan jaringan telekomunikasi, seperti itu langkah-langkah kita,” ulasnya.
Dengan luas wilayah dan kondisi geografis di Kabupaten Paser kata Ina tidak serta merta semu bisa langsung tercover pemenuhan jaringan telekomunikasi.
Hal itupun menjadi tantangan tersendiri bagi DKISP Paser dalam mengatasi masalah ketersediaan jaringan tersebut, hingga sampai pada wilayah pelosok.
“Saya pastikan, setiap desa itu sudah ada minimal satu titik itu ada jaringan telekomunikasinya, cuman karena luasnya desa kita ini sehingga berpengaruh pada jangkauan yang belum menyeluruh,” bebernya.
Sejauh ini, DKISP Paser telah menyediakan 313 layanan jaringan telekomunikasi meliputi seluruh OPD, kantor kecamatan, beberapa UPTD Puskesmas, sekolah-sekolah, serta beberapa fasilitas umum.
Rencananya, DKISP Pase bakal menambah titik pelayanan untuk tahun 2023 berdasarkan banyaknya permintaan yang masuk.
“Pemerintah daerah terus berupaya agar jaringan telekomunikasi di seluruh desa bisa menjangkau lebih luas lagi, karena ini merupakan hal yang sangat penting dan sangat dibutuhkan masyarakat, baik di sektor kesehatan, pendidikan, pariwisata maupun UMKM,” tandasnya.
(rul/adv/ksp)