SIMPUL.MEDIA, Paser – Kelapa sawit tumpah ruah di Kabupaten Paser. Namun belum memiliki pabrik minyak goreng sendiri. Diketahui selama ini hasil Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah pabrik menjadi Crude Palm Oil (CPO) atau bahan minyak mentah, dikirim ke perusahaan atau buyer di Balikpapan dan Banjarmasin.
Kemudian buyer mengirim ke perusahaan yang mengelola CPO. Rantai ekonomi inilah yang sulit diputus oleh Pemkab Paser. Itulah jadi alasan tidak ada pabrik yang memproduksi minyak goreng.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Paser Hairul Saleh mengatakan, perjanjian kerjasama (PKS) penjualan CPO dengan pabrik yang memproduksi itu telah terikat puluhan tahun. “Tidak mudah memindahkan kerjasamanya,” kata Hairul Saleh.
Menurutnya persoalan sejak lama harus bisa memikirkan hal ini. Saat ada kelangkaan minyak goreng premium harga normal, tidak terjadi kepanikan seperti beberapa waktu lalu. Untuk membangun pabrik ia bilang bisa mengambil contoh wacana pabrik kelapa sawi PKS di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.
PKS itu berencana akan memproduksi minyak goreng sendiri, karena memiliki lahan kebun yang luas beserta pengolahannya. “Semoga saja ada pabrik kelapa sawit yang ingin memproduksi langsung minyak goreng di sini,” tutup Hairul. (ir)