SIMPUL.MEDIA, Tanah Grogot – Adanya dualisme Kesultanan Paser saat ini tengah menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Kabupaten Paser, hingga kini dari kedua belah pihak saling mengklaim sebagai Sultan berdasarkan versi masing-masing.
Menanggapi hal itu, Kepala bidang (Kabid) Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser, Surpiani mengatakan tentang adanya pemilihan Sultan beberapa waktu lalu dirinya belum mengetahi hal itu, namun urusan kesultanan sudah menjadi ranah kerabat kesultanan (Bangsawan).
“Saat ini tentang surat pelaksanaa pemilihan itu belum diketahui, tapi mungkin masing-masing mereka punya versi sendiri yang bisa di pertanggungjawabkan,” kata Surpiani, Kamis (10/8/2023).
Menyangkut dualisme itu, menurutnya masing-masing dari mereka punya hak untuk melakukan itu berdasarkan pertimbangannya, hanya saja hal itu jangan sampai menimbulkan konflik kedepannya.
“Pada dasarnya memang berasal dari satu keturunan yang sama yakni putri petung yang merupakan pemimpin kerajaan paser yang pertama, mungkin mereka punKesultanan Paser,ya silsilah yang bisa mereka perlihatkan,” jelas Surpiani.
Dikatakan Surpiani, untuk saat ini hanya fokus pada budaya Paser yang sudah diturunkan oleh leluhur, adanya Kesultanan hingga saat ini juga menjadi bukti bahwa Paser masih memilik silsilah dari keturunan Bangsawan.
“Konsen kita sekarang adalah membangun budaya, jadi jangan jadikan ini untuk kepentingan yang nantinya akan menjadi konflik, tapi dengan sungguh-sungguh untuk membangun budaya,” terangnya.
Dengan demikian, ia katakan bahwa masalah kesultanan Paser hanya bisa diselesaikan melalui internal bangsawan.
“Ini masalah internal bangsawan kesultanan, mereka punya silisilahnya, karena bangsawan kesultanan atau zuriat mereka yang lebih paham. Kecuali kami menggali data kepada zuriat-zuriat mereka yang tau tentang sejarah,” pungkasnya.
(rul)