SIMPUL.MEDIA, Paser – 5 sampai 10 tahun wajah Indonesia nanti akan dilihat di sekitar wilayah IKN Nusantara, faktor strategisnya juga ditentukan dari Kabupaten Paser ini, yang bersebelahan langsung dengan Kabupaten PPU dan tentu saja akan menjadi daerah penyangga IKN.
Pemerintahan di Paser juga semakin menampakkan wajah belianya. Jika diamati sejak 2015, kepemimpinan di paser mulai menunjukkan arah kemajuannya. Anak muda mulai diberikan tempat, ruang dan kesempatan dalam memainkan setiap perannya.
BERSHOLAWAT
Sedikit cerita dari terselenggaranya Acara Peringatan ISRA MI’RAJ Nabi Muhammad SAW, 1443 H, Masih dalam rangka Perayaan Harlah NU ke-96 yang dikemas dalam tajuk “BATU ENGAU BERSHALAWAT 2”, Rangkaian Acara yang terasa lengkap karena dibarengi pula sebagai Moment Penyerahan Santunan kepada100 anak yatim piatu dan Dhuafa. Bertempat di desa Tampakan, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser pada Selasa Malam, (22/02/2022)
Acara ini berlangsung khidmat dan tetap meriah meski lokasi acara dipindahkan dari lapangan yang sedianya sudah disiapkan namun karena ada kendala cuaca, badai hujan yang menerpa tenda dan panggung sehingga bergegas Acara langsung dialihkan ke Mesjid Raya Desa Tampakan.
Tak menyurutkan hati para jema’ah, Warga Nahdliyin Kecamatan Kerang dan Rombongan Jama’ah dari Ibukota Kabupaten yang semuanya dapat terselenggara atas kerjasama solid ,Para Sahabat Ansor, Rekan-Rekan Banser, PC IPNU Paser, NU Care Lazisnu Paser, Pagar Nusa, Pemerintah Desa, dan terutama dukungan warga setempat.
Acara ini juga di hadiri oleh Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi, ST, Anggota DPRD Kaltim Yenni Eviliana, SE, Rais Syuriah PCNU Paser Drs. H. Maslekhan, Ketua Tanfidziah, H. Khoirul Huda, ST, MM beserta Para Rombongan dari Tanah Grogot.
Rombongan Majelis mengiringi langsung Kedatangan dan perjalanan cukup melelahkan K.H. Muhammad Yusuf Chudlori atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Yusuf dari Magelang, Jawa Tengah. Beliau mengisi seru tausiah Hikmah & Makna Isra Mi’raj semalam, ditutup dengan lantunan Shalawat Bersama.
Inti dari tausiah beliau yaitu bahwa Islam hadir di bumi nusantara ini bukan untuk merusak budaya, tapi menyempurnakan akhlak karena menghargai budaya adalah ajaran dan cara Nabi Muhammad, SAW dalam berdakwah.” begitu tutur beliau.
WARGA NAHDLIYIN
Diluar daripada itu, penulis sekedar ingin menyampaikan sedikit pandangan dari pengamatan tentang pentingnya peran Kaum Nahdliyin saat ini, berkaitan dengan hajatan Kontestasi Politik di 2024.
Kita tak bisa lagi memandang NU layaknya kapal besar yang cuma sarat muatan, namun hanya terapung dengan kebesarannya saja. Pun harus pula mampu memberdayakan segala bentuk muatannya untuk mengambil peran kompak dalam menentukan arah Indonesia kedepan.
Seperti halnya bercermin pada pilpres 2019, yang menjadi kunci kemenangan Jokowi, yaitu dipilihnya K.H. Ma’ruf Amin sebagai Calon Wakilnya. Beliau adalah Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) dan juga Ketua Umum MUI Pusat yang secara tidak langsung diterjunkan ke Politik Praktis. Namun dalam perkembangannya, KH. Ma’ruf Amin tak banyak mengambil peran penting dalam wewenangnya. Selama bertugas sebagai Wakil Presiden mendampingi Jokowi, Ma’ruf Amin dinilai publik memiliki kinerja yang kurang memuaskan.
Untuk itulah, kita butuh Tokoh Muda Nasional yang tentu sudah cukup mumpuni kiprahnya dalam dunia politik, memiliki segudang prestasi dan syarat pengalaman. Kita juga menginginkan ada Figur muda dari kader NU yang bisa diterima di semua kalangan, Sosok santri yang layak untuk memimpin bangsa. Hingga mampu memainkan peran dan kebijakannya dalam membangun negeri ini.
Bukan hanya sebagai kunci, maka kaum nahdliyin bisa jadilah penentu, NU itu ibarat lahan pertanian yang strategis, sawah yang luas dan subur yang apabila tidak segera kita garap dengan tangan-tangan kita sendiri maka akan dimasuki dan diambil untuk dikelola orang dari luar. Siapa lagi yang pantas menjadi petaninya, bisa menggarap lahan tersebut kalau bukan warga nahdliyin itu sendiri.
Kita melihat, semakin banyak saja para kyai & warga Nahdliyin menginginkan capres berasal dari kader NU tulen guna menyuarakan kepentingan Nahdliyin di politik praktis atau di kebijakan. Gus AMI dipandang sebagai representasi politik dari banyak kalangan warga nahdiyin.
Itulah yang menjadi alasan menarik hingga semakin banyaknya warga NU Deklarasikan Gus Muhaimin (Gus AMI) sebagai Calon Presiden di 2024.
RM / Redaksi