SIMPUL.MEDIA, Paser – Guna mengatasi antrean mengular dan berdesakan, serta meratanya penjualan minyak goreng di Paser, terdapat opsi dilakukan sistem zonasi wilayah. Tidak hanya itu, konsumen juga nantinya diminta membawa KTP ataupun kartu keluarga (KK). Dikatakan Ketua DPRD Paser, Hendra Wahyudi, nantinya penjualan minyak goreng dilakukan berjadwal dari tiap-tiap kecamatan.
“Biar tidak terjadi penumpukan (calon konsumen) . Serta minyak goreng yang disediakan sesuai keperluan dari tiap-tiap kecamatan,” kata Ketua DPRD Paser, Hendra Wahyudi, Rabu (16/3/2022).
Adanya opsi ini usai ia berdiskusi dengan pemangku kebijakan di Paser. Nantinya Pemkab Paser membeli minyak goreng ke distributor. Kemudian dijual kepada masyarakat. Harga jual
Adanya opsi ini diungkapkan Hendra usai berdiskusi dengan pihak di Pemkab Paser maupun unsur Forkopimda lainnya. Untuk pasokan minyak goreng dan dibagi zonasi tiap kecamatan, diterangkannya berencana membeli langsung di distributor.
ditawarkan tidak boleh meraup keuntungan dari penjualan minyak goreng yang dipasok Pemkab Paser.
Ia meminta Pemkab Paser ataupun organisasi perangkat daerah (OPD) untuk lebih dulu memahami regulasinya.
“Maka yang perlu dikaji itu nggak boleh ada profit (keuntungan, Red). Makanya nanti dilemanya biaya operasional. Seperti apa kajian teknisnya, nanti teman-teman di OPD yang tahu aturan regulasinya seperti apa,” terang Hendra.
Disinggung mengenai adanya indikasi penimbunan, Politisi PKB itu menyebut sampai saat ini hal tersebut tidak ada, berdasarkan komunikasi yang dilakukannya dengan Kapolres Paser. Mengingat beberapa waktu lalu ikut inspeksi mendadak (sidak) minyak goreng.
“Informasi dari Kapolres, memang pengambilan (pasokan) minyak goreng dari ada dari Kalimantan Selatan. Di sana harganya sudah tinggi, dijual di sini (Paser) tambah tinggi lagi,” beber kelahiran 1979 silam ini.
Sebelum opsi itu dapat diterapkan, lebih dulu bakal mengundang distributor minyak goreng. Pertemuan rencana bakal dilaksanakan di Polres Paser. “Untuk mengetahui seberapa banyak stok minyak goreng. Nanti kita lihat hasil rapatnya,” tandas Hendra.
Minyak goreng paling diburu belakangan ini. Terlihat dari banyaknya antrean yang mengular dibeberapa ritel modern. Pasalnya, beberapa tempat harga jualnya melambung tinggi. Jauh dari harga eceran tertinggi (HET), biasanya untuk kemasan 2 liter hanya Rp 28 ribu, kini bisa mencapai Rp 44 ribu hingga Rp 45 ribu. (𝒊𝒓)