SIMPUL.MEDIA, Paser – Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia akhirnya meninjau bandar udara Paser. Peninjauan dilakukan guna memastikan bagaimana dan sudah sejauh mana kondisi pembangunan bandara yang berada di Desa Rantau Panjang Kecamatan Tanah Grogot.
Bandara yang berada di lahan 228 hektare itu diketahui pengerjaannya mulai dilakukan 2011 lalu, menggunakan APBD Kabupaten Paser sebesar Rp 430 miliar. Namun pada 2014 lalu terpaksa distop karena kesandung masalah hukum.
“Permasalahan hukum sudah ada putusan incraht, baik perdata maupun pidana. Jadi tidak ada permasalahan lagi,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Paser, Katsul Wijaya disela-sela mendampingi rombongan Kemenhub, Kamis (4/8/2022).
Katsul membeberkan lokasi bandara tak jauh dari pusat pemerintahan di Kecamatan Tanah Grogot, bahkan titik nol IKN Nusantara yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Ia berharap pengerjaan lanjutan dapat dilakukan usai ditinjau.
“Ini perlu dipercepat untuk transportasi orang dan barang,” sambungnya.
Diinformasikan realisasi pengerjaan pembangunan bandara Paser telah 53 persen. Dikatakan Katsul, Pemkab Paser bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bersama DPRD intens ke Kemenhub melakukan komunikasi terkait persyaratan untuk kelanjutan pembangunan bandara.
“Permasalahan hukum sudah kelar. Kemudian penyerahan aset tanah dan kajian akademis telah dilakukan,” ucapnya.
Sementara untuk dampak strategis kehadiran bandara, dijelaskan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Paser, Inayatullah membantu Pemkab Paser dalam koordinasi dengan perusahaan yang mencari pundi-pundi di wilayah Selatan Kaltim ini.
Pasalnya di Kabupaten Paser terdapat usaha perkebunan, pertambangan hingga migas. Sehingga segala kebijakan dari pemerintah pusat dapat dikoordinasikan dengan cepat oleh Pemkab Paser. Salah satunya harga penetapan Tandan Buah Segar (TBS) sawit.
“Sebagai contoh, untuk kantor cabang saja saat ini tidak diletakkan di Kabupaten Paser. Karena terkendala hal transportasi untuk para eksekutifnya. Dengan adanya bandara ini dan sudah dikomunikasikan, mereka siap untuk membangun kantor cabang untuk para eksekutifnya,” tuturnya.
Dampak strategis ini telah dipresentasikan di Kementerian Perhubungan. Dikatakan Inayatullah, saat ini di Kabupaten Paser terdapat perusahaan pertambangan batu bara yang produksinya 34 juta ton per tahun. Kemudian ada yang produksinya 900 ribu ton per tahun.
Sementara perusahaan perkebunan kelapa sawit milik BUMN memiliki areal lahan lebih dari 62 ribu hektare. Kemudian terdapat tiga pabrik Crude Palm Oil (CPO) di Kabupaten Paser, serta terdapat 18 Pabrik Kelapa Sawit.
“Ada juga Pasir Petroleum Resources Limited di Kecamatan Pasir Belengkong yang sudah produksi 300 barel per hari. Kemudian ada tiga perusahaan izin pemanfaatan kayu hutan tanaman industri,” pungkas Inayatullah. (ir)